Nutrisi anak dalam masa transisi

Anak-anak dan remaja mengonsumsi lebih sedikit permen dan minuman manis dibandingkan sepuluh tahun lalu. Namun sayuran sehat juga jarang menjadi menu di kalangan remaja. Hal ini ditunjukkan oleh data dari survei lanjutan kedua dari “Study on the Health of Children and Adolescents in Germany” (KiGGS). Antara 2 dan 2014, lebih dari 2017 anak laki-laki dan perempuan berusia 13.000 hingga 3 tahun ikut serta dalam KiGGS Wave 17 dan diwawancarai secara mendetail tentang kebiasaan makan mereka, antara lain. Hasilnya dipublikasikan dalam artikel fokus terkini di Journal of Health Monitoring, jurnal online Robert Koch Institute (RKI) tentang topik kesehatan.

Lebih dari 15 persen anak usia 3 hingga 17 tahun di Jerman mengalami kelebihan berat badan dan hampir 6 persen mengalami obesitas. Meskipun pangsanya tidak meningkat dalam sepuluh tahun terakhir, ia telah mengalami stagnasi di tingkat yang tinggi. Konsekuensinya jauh, karena masalah berat badan biasanya berlanjut hingga dewasa. Faktor penting dalam perkembangan obesitas adalah kebiasaan makan, yang telah diteliti lebih dekat oleh para ilmuwan.

Kesimpulan: Anak-anak yang lebih kecil berusia 3 sampai 10 tahun dan perempuan mengkonsumsi lebih sedikit minuman manis, kembang gula, selai manis dan lebih banyak buah dan sayuran daripada anak-anak yang lebih tua berusia 11 tahun ke atas dan anak laki-laki. Dibandingkan dengan survei dasar (2003 hingga 2006), konsumsi permen (rata-rata 69 g setiap hari) dan minuman manis (0,5 l) pada anak usia 3 hingga 17 tahun telah menurun. Namun, sayuran lebih sedikit yang dimakan pada masa remaja. Masyarakat Nutrisi Jerman merekomendasikan makan setidaknya lima porsi buah dan sayuran sehari. Proporsi anak perempuan dan laki-laki yang mencapai rekomendasi ini telah meningkat selama sepuluh tahun terakhir. Namun, sangat rendah yaitu 14 persen.

Ilmuwan RKI menekankan bahwa arah perilaku kesehatan di kemudian hari diatur pada masa kanak-kanak dan remaja. Penting bagi orang tua untuk menyadari fungsi panutan mereka. Misalnya, mereka menentukan perilaku gizi anak melalui perilaku belanja dan makan bersama. Tujuannya agar lingkungan hidup lebih sehat dan mendukung gaya hidup aktif remaja.

Heike Kreutz, www.bzfe.de

Komentar (0)

Belum ada komentar yang dipublikasikan di sini

Tulis komen

  1. Kirimkan komentar sebagai tamu.
Lampiran (0 / 3)
Bagikan lokasi Anda